Anggota Rohis

Dengan Penuh semangat semoga kita semua dapat menjalankan amanah dan tanggung jawab pada Rohis SMA N 1 Demak dengan sebaik-baiknya,
@ROHIS 2011-2012. :)

Idul Adha

Alhamdulillah 2 kerbau dan 1 kambing berhasil di sembelih dan di bagikan kepada warga oleh Rohis SMA N 1 Demak,
Pada Tanggal 10 Dzulhijjah 1433 H/ 6 Nopember 2011.

Peringatan Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di selenggarakan di mushola pada tanggal 12 rabiul awal.
Acara ini diikuti oleh anak ROHIS dan sebagian siswa - siswi SMA N 1 Demak. Alhamdulillah berjalan dengan lancar. :)

ROHIS Angkatan 2009-2010

Walaupun badan ini terpisahkan oleh tempat tapi kami tetap akan bersama dalam Perjuangan.

This is featured post 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Ketika Ayam Berkokok dan Keledai Meringkik

0 komentar

Ketika Ayam Berkokok dan Keledai Meringkik
Ketika Ayam Berkokok dan Keledai Meringkik - Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Al-Laits dari Ja’far bin Rabii’ah dari Al-A’raj dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam bersabda:

Apabila kalian mendengar suara ayam berkokok (di malam hari) maka mintalah keutamaan dari Allah (dan berharaplah kepada-Nya) karena sesungguhnya ia melihat malaikat. Dan jika kalian mendengar keledai meringkik (di malam hari), maka mintalah perlindungan kepada Allah dari gangguan syaithan, karena sesungguhnya ia melihat syaithan.

Syaikh Al-Albani dalam “silsilah as-shahihah” 3183 menyatakan: Hadits ini dikeluarkan oleh Al-Bukhari 330, Muslim 8/85, Abu Dawud 5105, At-Tirmidzi 3455, An-Nasa’i dalam “sunanul kubra” 6/427/11391 dan “amalul yaum wal lailah” 944, Ibnu Abi Syaibah 10/420/9854 semuanya dari jalur periwayatan yang sama. Dan At-Tirmidzi menyatakan hadits hasan shahih.

Kemudian beliau menegaskan, bahwa sanad Qutaibah ini ada mutabi’nya yakni Sa’id bin Abi Maryam sebagaimana dalam “syarhus sunnah” lil Baghawi 5/126/1334. Dan ia menyatakan: “Hadits ini telah disepakati akan keshahihannya, semuanya mengeluarkan dari Qutaibah dari Al-Laits.”

Adapun lafadzh-lafadzh di antara dua tanda kurung itu ada mutabi’nya dari rawi-rawi tsiqah, dan mereka memberikan tambahan faidah yang sangat penting.

1. Syu’aib bin Harb Al-Madaa’ini, tsiqah dan Al-Bukhari berhujjah dengan haditsnya. Telah menceritakan kepada kami Syu’aib bin Harb Abu Shalih -Makkah-, telah menceritakan kepada kami Laits bin Sa’ad dengan sanadnya, dan pada matannya ada tambahan dalam kurung yang pertama dan ketiga [Ahmad 2/364]

2. Haasyim bin Al-Qaasim Abun Nadhr Al-Baghdaadi, tsiqah tsabat, Al-Bukhari dan Muslim berhujjah dengan haditsnya. Telah menceritakan kepada kami Haasyim, telah menceritakan kepada kami Laits dengan sanadnya, dan pada matannya ada tambahan dalam kurung yang pertama. [Ahmad 2/306]

3. ‘Abdullah bin Shaalih Abu Shalih, notulennya Laits, dan ia mustaqimul hadits sebagaimana Al-Bukhari dan para huffadzh telah meriwayatkan darinya. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Shaalih. Telah menceritakan kepadaku Laits dengan sanadnya, dan pada matannya ada tambahan dalam kurung yang pertama. [Al-Adabul Mufrad 1236]

Dengan demikian ketiga rawi tsiqah di atas telah bersepakat atas tambahan yang pertama (di malam hari), dan hal ini menunjukkan kualitas keshahihannya. Kalaupun seandainya Haasyim menyendiri, maka ia seorang rawi yang tsiqah tsabat, dan berarti juga menunjukkan riwayatnya shahih. Penilaian ini berpijak di atas kaidah “ziyadatuts tsiqah maqbulah“.

Adapun dalam kurung yang ketiga; walaupun Syu’aib bin Harb menyendiri dari yang lainnya, maka tambahan tersebut ialah tambahan secara lafadzhiyah, karena dalam konteks kalimat bila disertai tambahan yang telah disepakati akan mengikat maknanya.

Sedangkan tambahan dalam kurung yang kedua, telah menyendiri rawi tsiqah tsabat yang lainnya yakni Sa’iid bin Abi Ayyuub, dan Al-Bukhari dan Muslim berhujjah dengan haditsnya. Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Abdirrahman (‘Abdullah bin Yaziid Al-Makki Al-Muqri’), telah menceritakan kepada kami Sa’iid, telah menceritakan kepadaku Ja’far bin Rabii’ah dengan sanadnya [Ahmad 2/321]. Selengkapnya silakan merujuk “silsilah as-shahihah” 3183.

http://madrasahjihad.wordpress.com

Gempa Bumi diantara Tanda Kekuasaan Allah SWT

0 komentar

Gempa Bumi diantara Tanda Kekuasaan Allah SWT
Gempa Bumi diantara Tanda Kekuasaan Allah SWT - Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua yang dilaksanakan dan ditetapkan. Sebagaimana juga Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua syari’at dan semua yang diperintahkan. Allah menciptakan berbagai tanda-tanda kekuasaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Dia pun menetapkannya untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Dengan tanda-tanda tersebut, Allah mengingatkan kewajiban hamba-hamba-Nya, yang menjadi hak Allah ‘azza wa Jalla. Hal ini untuk mengingatkan para hamba dari perbuatan syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang dilarang. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا

“Dan tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.” (QS. Al-Israa: 59)

Allah Ta’ala juga berfirman,

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Fushilat: 53)

Allag Ta’ala pun berfirman,

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ

“Katakanlah (Wahai Muhammad) : “Dia (Allah) Maha Berkuasa untuk mengirimkan adzab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebahagian yang lain” (QS. Al-An’am: 65)

Imam Bukhari meriwayatkan di dalam kitab shahihnya, dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala turun firman Allah Ta’ala dalam surat Al An’am [قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ], beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a: “Aku berlindung dengan wajah-Mu”. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan (membaca) [أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ], beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a lagi, “Aku berlindung dengan wajah-Mu.” [2]

Diriwayatkan oleh Abu Syaikh Al Ash-bahani, dari Mujahid tentang tafsir surat Al An’am ayat 65 [قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ], beliau mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah halilintar, hujan batu dan angin topan.  Sedangkan firman Allah [أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ], yang dimaksudkan adalah gempa dan tanah longsor.

Jelaslah, bahwa musibah-musibah yang terjadi pada masa-masa ini di berbagai tempat termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah guna memberi peringatan terhadap para hamba-Nya.

wallahu'alam

Sempurnakanlah Wudhu Kalian

0 komentar

Sempurnakanlah Wudhu Kalian
Sempurnakanlah Wudhu Kalian - berwudhu merupakan salah satu syarat sahnya shalat kita, dengan berwudhu kita mensucikan diri kita untuk menghadap Allah swt, untuk itu dalam hal berwudhu maka kita jangan sekali-kali bermain-main sebab orang yang tidak sempurna dalam berwudhu maka celakalah orang tersebut.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.Nabi Saw Telah melihat seorang lelaki tidak membasuh kedua tumitnya ketika mengambil wudhu. Maka baginda pun bersabda, Celakalah atau mendapat azab Neraka wail bagi tumit-tumit yang tidak basah sewaktu berwudhu dengan siksaan api Neraka.
(HR. Bukhari)

untuk menghindari hal tersebut, maka apabila kita berwudhu maka haruslah berhati-hati, pelan-pelan saja sambil memeriksa takut-takut area basuhan wudhu tidak terbasuh.

mudah-mudahan dengan cara tersebut kita terhindar dari api neraka wail.

wallahu'alam

Nasehat Imam Ghozalli

2 komentar

 

Sahabat Rohis yang berbahagia kali ini kami akan memposting sebuah artikel yang semoga dapat menjadi renungan bagi kita semua, mengenai perjalanan hidup kita didunia.
Imam Ghozali rahimahullah memberikan gambaran, perjalanan hidup didunia sama dengan naik kapal laut yang besar menuju pulau akhirat untuk mencapai pantai surga bahagia. akan tetapi kapal ini akan singgah pada pulau yang bernama dunia para penumapang dipersilahkan untuk turun tapi sebelumnya oleh diingatkan terlebih dahulu bahwa ini tempat sekedar transit tempat singgah yang sementara. di pulau dunia penumpang boleh mengambil apa yang memang diperlukan untuk bekal diperjalannan tapi jangan lupa kapal akan melanjutkan perjalanan menuju pulau akhirat yang kekal dan abadi. maka turunlah penumpang ke pulau dunia. kemudianlah macam-macam tingkah laku para penumpang saat menjajakkan kakinya ke pulau dunia ini. ada yang tetap sadar terhahap nasehat nahkodanya (Al-Qur'an), ia turun kepulau dunia yang hijau ranau yang memikat mempedaya dan mempesona namun ia tetap sadar ini hanya tempat transit, tempat persinggahan sementara. kapal akan segera berangkat maka saya akan cepat-cepat mengambil apa yang memang diperlukan dan saya akan segara kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalankan. adapaun penumpang yang lalai ia lupa akan pesan sang nahkoda ia terpikat terpedaya dan terpesoana dengan manisnya dunia maka sibuklah ia mengambil semua yang ada di dunia ia menyangka dia sudah sampai pada tujuan. ketika peluit kapal berbunyi (tanda kematian) pertanda kapal akan segera berangkat maka baru tersadarlah ia bahwa ini bukanlah tujuan akhir saya walaupun ia tetap berusaha mengejar kapal tapi sayang tempatnya sudah ditempati orang lain. adapun penumpang yang paling menyedihkan adalah penumpang yang tertinggal oleh kapal merekalah orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musriq yang menganggap dunia inilah surga baginya maka apabila berakhir dunia ini maka berakhirlah surganya. Sahabat ROHIS rahimahullah marilah kita sadarkan diri ini, kita sadarkan hati ini bahwa ini adalah dunia, tempat yang sementara. maka "Ambilah yang perlu nikmati yang boleh"
semoga bermanfaat bagi kita semua
uraian ini kami ringkas dari tausiah guru kami KH. Zainuddin MZ rahimahullah.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...